Jumat, 05 Juni 2009

Pencapaian Pemerintahan SBY

Setelah dilantik oleh MPR pada tanggal 20 Oktober 2004, SBY langsung menunjukkan komitmen dan dedikasinya secara nyata. Berbagai pencapaian yang gemilang berhasil diukir SBY.

* Harga BBM diturunkan hingga tiga kali (2008-2009), pertama kali sepanjang sejarah.
* Perekonomian terus tumbuh di atas 6% pertahun, tertinggi setelah orde baru.
* Cadangan devisa pada tahun 2008 US$ 51 miliar, tertinggi sepanjang sejarah.
* Rasio hutang negara terus turun menjadi 34% pada tahun 2008.
* CGI dibubarkan dan IMF lunas.
* Memajukan program-program pro-rakyat seperti: BLT, BOS, Beasiswa, JAMKESMAS, PNPM Mandiri, dan KUR tanpa agunan tambahan.
* Anggaran pendidikan naik menjadi 20% dari APBN, pertama kali sepanjang sejarah.
* Kesejahteraan guru ditingkatkan. Gaji guru minimal Rp.2juta dan menetapkan penuntasan pengangkatan guru bantu menjadi PNS pada tahun 2009.
* Pelayanan kesehatan gratis bagi rakyat miskin. Anggaran kesehatan naik 3 kali lipat dari sebelumnya, tertinggi sejak orde baru.
* Korupsi diberantas tanpa pandang bulu. Lebih dari 500 pejabat publik diproses secara hukum, tertinggi sejak merdeka.
* Pengangguran terus menurun. 9,9% pada tahun 2004 menjadi 8,5% pada tahun 2008.
* Kemiskinan terus turun. 16,7% pada tahun 2004 menjadi 15,4% pada tahun 2008.
* Kedamaian tersemai dan keamanan semakin terjaga, NKRI semakin bersatu.
* Dan masih banyak lagi.

Semua prestasi pencapaian pemerintahan SBY tersebut membuktikan bahwa presiden SBY merupakan salah satu sosok presiden yang bisa menyelesaikan persoalan bangsa dengan kepemimpinan yang bijak, cermat, dan tepat.

Say No Jusuf Kalla

Say No
To JK
Say Yes
To SBY

Boediono: Saya Kurang Mengerti Neoliberal

Jakarta - Cawapres Boediono kerap dicap para pesaingnya sebagai penganut paham neoliberal. Namun, eks Gubernur Bank Indonesia ini justru mengaku tidak mengerti seputar neoliberal. "Neolib itu sendiri, saya kurang mengerti. Itu bahasanya dari Amerika Serikat (AS)," kata Boediono.

Hal itu disampaikan Boediono menjawab pertanyaan seorang pedagang, Jumiati, yang meminta tanggapan Boediono mengenai neoliberal di Pasar Jelambar, Jakarta Pusat, Jumat (5/6/2009).

Dikatakan dia, ekonomi yang dikelola adalah ekonomi Indonesia yang dilandaskan kepada masyarakat. "Sejak zaman Bung Hatta, kita selalu membangun ekonomi untuk rakyat. Saya juga sudah berpengalaman mengelola ekonomi selama 2 tahun," ujar pria berkacamata ini.

Boediono pun membantah kampanyenya di pasar bukan sebagai ajang untuk menepis isu neoliberal. "Saya hanya ingin melihat, hanya ingin mendengar," cetus suami Herawati ini. (aan/iy)

SBY PRESIDENKU

Jakarta - Pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Joko Susilo, M.Si., menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih unggul dalam Pemilu Presiden 2009 yang digelar pada Juli mendatang.

"Saya prediksi SBY masih unggul untuk memperoleh dukungan masyarakat Indonesia dalam pemilu presiden mendatang," kata Joko, di aula gedung Sutarjo Unej, Jumat (5/6).

Menurut dia, figur SBY masih dominan dibandingkan calon presiden lainnya seperti Jusuf Kalla dan Megawati Sukarnoputri.

"Bahkan sejumlah lembaga survei telah membuktikan popularitas SBY masih dominan dalam pemilu presiden mendatang," katanya menerangkan.

Terkait dengan koalisi besar sejumlah partai politik yang mengusung pasangan SBY-Boediono, kata dia, bukan menjadi penentu untuk memperoleh suara dalam pemilu presiden.

"Saya menilai, masyarakat memilih SBY karena figur, bukan parpol yang mengusungnya. Mesin parpol belum optimal untuk meraih suara dalam pesta demokrasi," katanya menerangkan.

Saat ini, kata dia, masyarakat mengalami krisis kepercayaan terhadap parpol dan anggota dewan, karena banyak yang kecewa dengan kedua lembaga tersebut.

Ia menjelaskan, memilih presiden dan wakil presiden adalah memilih orang, sehingga faktor figur menjadi pilihan utama masyarakat untuk menentukan hak politiknya, mesin parpol sedikit punya kekuatan untuk mempengaruhi pemilih.

"Semua pemilih tentu akan melihat figur capres dan cawapres yang bisa diandalkan untuk memperbaiki kehidupan bangsa Indonesia," katanya menegaskan.

Meski figur SBY masih unggul, kata dia, tidak menutup kemungkinan kedua pasangan Megawati-Prabowo dan Jusuf Kalla-Wiranto bisa unggul dibandingkan SBY-Boediono pada Pemilu Presiden 2009, karena di dunia politik semuanya bisa terjadi.

"Kemungkinan SBY kalah dalam pemilu presiden mendatang bisa saja terjadi, asalkan kedua pasangan lainnya punya isu program menarik yang bisa mendapat simpati dari masyarakat," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan pengamat politik lainnya, Nur Hasan, M.Hum., yang mengatakan, "incumbent" (masih menjabat) SBY masih unggul dalam pemilu presiden mendatang, karena "incumbent" masih punya kekuasaan dan bisa mengendalikan kebijakan yang menguntungkan bagi pencalonannya.

"Saya menilai, `incumbent` masih punya peluang yang cukup besar untuk menjadi presiden kedua kalinya dalam pemilu presiden mendatang," katanya menerangkan.

Dilihat dari peluang ketiga kandidat, kata dia, pasangan Megawati dan Parbowo sebenarnya juga punya peluang yang cukup besar untuk memperoleh dukungan dari masyarakat, karena mesin politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih solid dan lembaga non-partai yang dimiliki oleh Prabowo cukup kuat.

Sedangkan pasangan Jusuf Kalla-Wiranto juga punya kekuatan mesin Partai Golkar yang cukup solid dan basis massa diluar parpol seperti yang diklaim oleh sejumlah tim sukses JK-Wiranto tentang dukungan warga nahdliyin.

"Mesin politik tidak cukup maksimal untuk mendongkrak perolehan suara dalam pemilu presiden mendatang, namun gabungan kekuatan parpol dan non-parpol bisa diseimbangkan untuk memperoleh suara terbanyak," ujarnya menambahkan.

Ia menjelaskan, mesin politik bisa berjalan atau tidak tergantung dengan strategi yang dilakukan oleh tim sukses masing-masing untuk mempengaruhi opini masyarakat tentang ketiga kandidat pasangan capres dan cawapres.

"Diatas kertas, pasangan SBY-Boediono masih kuat, namun dalam politik semuanya bisa berubah," katanya.

Pada umumnya, kata dia, masyarakat lebih memilih figur capres dan cawapres dengan visi misi yang jelas dan berpihak pada rakyat. (Ant)

Formalin kaya mamfaat

Heboh kasus ditemukannya formalin belakangan ini dalam bahan makanan membuat status formalin sebagai zat kimia berbahaya makin melekat saja dalam benak sebahagian besar masyakat kita.

Formalin atau formaldehyde yang memiliki rumus kimia CH2O, merupakan senyawa organik yang diproduksi dari reaksi oksidasi methanol dengan bantuan katalis tertentu.

Tapi benarkah formalin yang juga dikenal sebagai pengawet mayat cuma berbahaya dan tidak memiliki manfaat sama sekali bagi kita?

Ternyata banyak kemudahan dan kemajuan dalam kehidupan kita sekarang yang tidak lepas dari manfaat yang begitu besar dari formalin.

Formalin dikenal sebagai bahan baku pembuatan perekat (glue) yang memiliki daya rekat sangat kuat, sehingga banyak digunakan pada bahan bangunan seperti multiplek.

Di bidang kesehatan, formalin dalam konsentrasi rendah banyak digunakan sebagai disinfektan dan pengawet dalam vaksinasi.

Selain itu formalin juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan berbagai jenis tinta dan pengikat warna pada bahan tekstil sehingga warna pada pakaian menjadi tahan lama.

Ternyata dibalik keberbahayaannya, formalin memegang peranan penting juga dalam kehidupan kita. Makanya, cari tahu semua ada ilmunya…

hidrogen

Dua peneliti dari Amerika Serikat, Profesor Bruce Logan dan Shaoan Cheng telah berhasil mengubah selulosa dan bahan organik yang biodegradable menjadi gas hidrogen.

Dalam penelitian ini kedua peneliti tersebut memanfaatkan bakteri yang berasal dari sel elektrolisis mikroba dengan bantuan asam asetat, yang merupakan hasil utama dari fermentasi glukosa atau selulosa.Reaksi elektrolisis berlangsung dalam sebuah sel elektrolisis, dimana anodanya berbahan butiran-butiran grafit sedangkan katodanya berbahan dasar karbon dengan katalis palladium, yang dilengkapi dengan sebuah membran penukar ion.Selanjutnya bakteri akan mengkonsumsi asam asetat, dimana pada saat yang bersamaan mengeluarkan elektron dan proton yang dapat menghasilkan tegangan sebesar 0.3 volt. Bila sebuah sumber listrik luar dengan tegangan lebih dari 0.2 volt dimasukkan ke dalam sel elektrolisis, maka larutan elektrolit di dalamnya akan mengeluarkan gas hidrogen.

Lewat percobaan ini energi yang dihasilkan sebesar 288% lebih besar daripada energi yang dimasukkan ke dalam sel elektrolisis ini. Energi sebesar ini dihasilkan dalam bentuk produksi gas hidrogen, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak.

Kamis, 05 Maret 2009

SAINS SMANSA 8


sains smansa 8 adalah suatu blognya anak2 sains sma n 18 medan.
biarpun sekolahnya agak buruk, tapi aku bangga dengan sekolah itu, aku sangat bersyukur bisa masuk situ.


Ayo anak Sains............. Hentikan isap rokok